Wednesday, February 13, 2008

PARIWARA # 2: Mosok Gak Mampu?

Para pemeduli IPB sadayana....

Pada posting Ide Gile, sudah saya tampilkan perkiraan jumlah member ipb-link@yahoogroups.com dan alphaye@yahoogroups.com sekitar 480 orang, yang jika gampangannya ambil investasi flat BRONZE semua, akan terkumpul Rp 2,4 M. Lalu ada ungkapan saya "Eit tunggu dulu... bisa buat menyiapkan stasiun riset bla-bla-bla..." Sehingga
menuai komentar yang intinya 'jangan mencampur adukkan yang ilmiah dengan bisnis'.

Betul sekali tidak boleh mencampur adukkan keilmiahan dengan bisnis.. tetapi perlu diingat, bahwa gara-gara terlalu memisahkan sisi bisnis dari kegiatan ilmiah, jadilah kondisi seperti sekarang ini. Dari sisi ilmiah, misalnya waktu merancang suatu laboratorium ekofisiologi tanaman... maka diukurlah spasi peralatan, dan proporsi ruangan-ruangan, meja kerja, dan sebagainya... Tentunya juga ada imajinasi dimana peralatan diletakkan, bagaimana spec-nya, berapa harganya... Nah, jadilah laboratorium itu... tetapi lupa kita, darimana memperoleh peralatan laboratorium itu.... maksudnya dengan apa membelinya... akhirnya mengandalkan proyek dan hibah... dengan hibah... hahaha, biasanya spec-nya (kalau kejadian nih) merosot
tajam dari keinginan 'pemilik lab'.

Selain itu kadang lupa pula memperhatikan pemasok 'bahan' amatan di laboratorium, yaitu fasilitas dan sarana stasiun lapangan. Kebun percobaan sering luput diproyeksikan juga ke dalam keberadaan laboratorium fisik yang gedongan. Gambar berikut adalah salah satu dampaknya:

Ini adalah salah satu penelitian mahasiswa S1 dengan tanaman (kalau tidak salah) kunyit. Seharusnya kunyit adanya di kebun percobaan lapangan. Jika perlu letaknya ya di kebun koleksi tanaman kesehatan. IPB, punya? Punya tentunya. Tetapi yang saya saksikan di calon lahan BN di KPBSB, ada koleksi kunyit tak terawat sehingga tidak bisa lagi dipisahkan dengan tegas mana kunyit mana wumput. Yang ada justru penelitian kunyit dilakukan di "teras" laboratorium
yang kebetulan wilayah itu banyak kucingnya.

Pot dengan tanah remah tentu disenangi kucing untuk buang hajat. Maka foto itu saya beri judul "penelitian kunyit kucing"...:-). Maksudnya mahasiswa ybs, harus rajin "membuang" tai kucing... Tidak jelas lagi soal air kencing kucing-nya bukan? Hal ini mungkin terjadi karena secara fisik
letak kebun percobaan cukup jauh dari laboratorium... atau karena sedikitnya satuan percobaan, shingga cukup di teras.

Jauhnya lab lapangan dan kosongnya laboratorium, rupanya membuahkan fenomena menarik dalam penelitian padi seperti ini:



Lihat, betapa lengangnya laboratorium ini. Sehingga bisa dijadikan tempat mengering-anginkan gabah-gabah.... Tapi, ya ada juga alasannya. Daripada diamati di KPBSB yang ala kadarnya seperti kemarin.... mendingan diamati di dalam laboratorium, bukan?

Baik, praktis dan efektif memang. Tetapi, apakah kita tidak prihatin dengan kondisi seperti itu? Coba seandainya Kebun Percobaan untuk tanaman pangan (termasuk padi sawah) tampil secara representative sebagai kebun percobaan.... wah betapa indahnya. Yang masuk ke dalam laboraorium cukup bahan-bahan (sampel) yang siap dianalisis secara kimia, misalnya..... Yang kebetulan pula peralatan analisis memadai dan dapat dioperasionalkan.

Itulah makanya saya menulis Ide Gile menyambung PARIWARA #1 kemarin dan hari ini. Masak gak mampu, para pemeduli IPB, melalui PAWITAN BOGOR ikut cawe-cawe meningkatkan performance IPB-BHMN, yang sudah dilengkapi dengan 7 nilai Korporat... Apalagi jika menilik peserta Rabuan 13 Februari 2008 yang kendaraannya berjajar seperti foto di bawah...;-).

Nah, mari-mari... ikut-ikut INVESTASI di PAWITAN BOGOR... milik bersama.

--nuhun--

Prov. KDP

BRONZE 5 juta; SILVER 10 juta; GOLD 15 juta; PLATINUM 25 juta

No comments: