Wednesday, November 26, 2008

Penawaran Bibit dan Tabulampot Naga - HARGA TURUN

Pengunjung Blog sekalian, saya sebagai Manajer Penggarap Pawitan Bogor sejak September 2008 menyelenggarakan praktikum Tanaman Buah, berhubung menjadi koordinator mata kuliah Tanaman Buah di Departemen Agronomi dan Hortikultura - Fakultas Pertanian - IPB.

Satu hal yang selalu menjadi angan-angan saya adalah menyelenggarakan praktikum itu kalau bisa minimal mengembalikan "SPP" yang dibayarkan oleh para mahasiswa. Dahulu sempat akan terjadi, ketika saya selain menjadi koordinator Praktikum matakuliah Buah-buahan Utama (nama mata kuliah Tanaman Buah tahun 1990an) juga memegang jabatan kepala Kebun Percobaan Sukamantri. Namun hanya sempat meluluskan 3 sarjana pepaya (papain) dan 2 sarjana Nenas dengan penelitian GRATIS . Setelah itu terjadi perubahan dan kebetulan saya tinggal studi ke LN.

Ketika pulang angan-angan itu tetap ada. Dan akhirnya angan-angan tersebut saya yakin akan menjadi kenyataan dengan terjunnya saya di milis IPB linkers yang kemudian berkembang-kembang menjadi pelaksana lapangan Pawitan Bogor dan lalu secara resmi menjadi penanggung jawab matakuliah Tanaman Buah. Sedikit demi sedikit upaya berpromosi Pawitan mulai menuai hasil.

Hari ini, Rabu 26 Nopember 2008, pemesan perdana bibit buah naga sudah mengambil bibitnya dan membayar tunai harganya. Sebagai apresiasi, beliau diberi BONUS oleh Site Manager Pawitan Bogor - Babakan, beberapa puluh bibit siap ceblok....:-). Memang baru 1,100 batang bibit dipesan dan dibayar oleh Pak Hendra Setiawan (Cibadak - Sukabumi), namun sudah cukup memberi modal bagi Pawitan Babakan untuk mengembangkan Tanaman Buah Naga dalam Pot (Tabunalampot). Modal dari pembelian 1,000 bibit (Rp 10,000,000) kiranya sangat bermakna bagi kegiatan kebun percobaan Babakan.

Kucuran modal dari penjualan bibit itu setidaknya dapat membantu para mahasiswa praktikum untuk melengkapi tabunalampot-nya dengan besi rambatan.
Beberapa mahasiswa sering bertanya: "Pak tabulampot kita nanti dipiara saja atau boleh dijual, Pak?" Jawaban khas saya: "Tabulampot itu 50% biayanya Anda bayar dari biaya SKS matakuliah, Rp 65,000 per mahasiswa. Anda bergabung satu regu 8 orang, jadi kalau diwujudkan cukup untuk membuat 2.5 Tabulampot, maka Anda saya tugasi membuat 5 Tabulampot per regu. Jika nanti laku Anda jual atau laku karena ada pembeli yang datang ke kebun sini, hak Anda adalah 50% harga. Jika lakunya nanti setelah Anda lulus, boleh diminta. Pokoknya tabulampot itu 50% milik Anda. Lumayan kan, kalau lakunya setelah berumur 6 bulan, kan nilainya jadi dua sampai empat kali modal?"



Nah, Saudara, jika ingin membantu mahasiswa kami untuk belajar praktikum sambil bisnis, silakan pesan bibit atau Tabunalampot kami. Harga bibit stek seperti di atas Rp 10,000 sebatang. Jika sudah dipotkan (polibag) dan sudah mulai bertunas seperti gambar di bawah, harganya naik menjadi Rp 12,500 - Rp 15,000 per batang.



Jika wujudnya sudah agak panjang seperti di bawah ini, harganya menjadi Rp 25,000 per batang. Bibit ukuran ini sangat cocok untuk dibuat Tabunalampot dengan pertumbuhan
yang sangat bagus. Sebulan sudah harus dipasangi rambatan besinya.

Gambar-gambar diatas adalah Tabulanampot berumur 1.5 bulan - 2 bulan. Jika dipasangi besi rambatan kami tawarkan dengan harga Rp 400,000. Jika umurnya makin panjang, maka tawaran harga kami menjadi:
  1. Tabunalampot baru jadi sampai umur 1 bulan Rp 250,000
  2. Tabunalampot umur 1 - 2 bulan Rp 300,000
  3. Tabunalampot umur 3 bulan Rp 350,000
  4. Tabunalampot umur 4 - 5 bulan Rp 400,000
  5. Tabunalampot umur > 6 bulan Rp 500,000
  6. Tabunalampot umur > 6 dan siap berbunga Rp 600,000 - Rp 700,000 [jika pada musimnya]

Semua harga adalah harga di kebun (Babakan Dramaga - Bogor). Untuk pemesan jarak jauh dikenakan biaya angkut.

Nah, mari-mari bagi yang berminat, silakan hubungi kami via e-mail ke: wd_widodo@yahoo.com atau kdp@pawitan.net. Silakan bantu kami membentuk mahasiswa pertanian dengan imajinasi bisnis lumayan...:-).

Friday, November 7, 2008

Ciapus Mantap, Babakan Membibit tapi Tajur Tidak Berhasil...

Pengunjung Pawitan Blog, sudah cukup lama tidak ada posting di blog ini. Dan sekarang baru bisa posting. Kondisi pertanaman di Ciapus semakin mantap. Apalagi setelah Site Manager bekerjasama dengan Pak Adang-Babakan, mengusulkan tali Ijuk untuk menahan pohon naga dari angin kencang yang akhir-akhir ini sering bertiup bersama hujan.

Naga-naga yang semula patah kena angin, setelah ditali Ijuk dengan erat, akhirnya tumbuh kembali memunculkan tunas-tunas baru. Cabang naga juga mulai menebal, harapan dapat berbunga tahun depan...:-).


Ciapus semakin mantap, sementara Naga Babakan mulai menggeliat lagi setelah memperoleh tenaga segar dari 98 mahasiswa praktikum Tanaman Buah. Namun berhubung agak lama kurang terawat, pekerjaan praktikum lebih terfokus pada pembersihan 'gulma' pada bobokor tiang Naga. Sisa waktu dimanfaatkan untuk menyiapkan bibit sehingga 'siap jual'. Bibit yang terlanjur panjang dan 'bongsor' dijadikan bakalan TABULAMPOT. Sayang, salah memilih POT...


Sekarang tersedia 64 Tabulampot siap pasang 'besi'. Diperkirakan harga jual pot jadi (sudah ada besi) Rp 300,000. Maklum karena yang bekerja mahasiswa, jadi biaya pembuatan Tabulampotnya jadi agak tinggi. Apalagi setelah kenaikan bahan pembuatannya (besi) yang semula hanya Rp 105.000 per batang menjadi Rp 155,000 per batang.


Bibit-bibit yang masih bagus untuk diperjual-belikan disiapkan dalam polibag untuk pembelian eceran, dengan harga Rp 15,000 per batang (ambil di kebun). Pembelian sampai 50 batang menjadi Rp 12,500 per batang dan pembelian di atas 100 batang menjadi Rp 10,000 per batang tetapi tanpa media bibit. Alhamdulillaah, sudah ada yang pesan 1000 batang.

Nah bagi yang berminat tanam naga, silakan lho mborong bibit di Pawitan Bogor cabang Babakan. Untuk wilayah Jabodetabek, tenaga teknisi kebun, kami siapkan asal jelas 'upahnya' he he he he.


Sayang seribu sayang, bagusnya pertanaman Ciapus dan menggeliatnya pembibitan di Babakan ternyata tidak diikuti oleh pertanaman di Tajur. Foto itu adalah foto bulan Juli 2008. Sekarang kondisi pertanamannya tetap kurang menggembirakan. Maklum sistem ketenagakerjaannya yang sangat berbeda dibandingkan Babakan, apalagi dengan Ciapus.


Ringkasnya meskipun memiliki situs yang bagus, pertanaman di Tajur dengan terpaksa dicukupkan sejumlah yang telah tertanam (sekitar 200 tiang). Pemeliharaan tanaman tetap dilanjutkan dengan harapan bisa bertahan hidup dan tumbuh. Kesulitan terbesar adalah minimnya tenaga kebun yang harus berjuang melawan 'gulma'.

Direncanakan sisa tiang (sekitar 200 batang) akan dialihkan penanamannya di desa Cibodas - Ciampea, yaitu di lahan Koperasi Linkers (KOPLINK) yang akan bekerjasama dengan HPDKI cabang Bogor (HIPEDOKI). Syukur-syukur bisa beriring dengan perkembangan peternakan sapi dan domba seperti yang telah direncanakan. Dengan demikian segera dapat diwujudkan pertanaman buah naga Organik ala KOPLINK-HIPEDOKI.

Salam


Saturday, August 30, 2008

Imam dan Mualaf atau Mualaf Imam?

TUMBEN-tumbennya, hari Kamis (28 Agustus 2008) Prov. IS nelepon untuk ngajak kunjung ke lahan BN di Ciapus. Biasanya hari Jumat atau Sabtu atau Minggu. Tapi ya lumayan... ada teman yang berminat buat nanam-nanam, sekaligus menjalankan program penanaman Rosella.

Maka di tengah hujan lumayan deras, KDP meninggakan Gagak Rimang di Ruko calon outlet KT, Yoghurt, Colostrum segar, Beras Organik, milik Prov. IS di Ruko Sektor VI No. 198, Perumahan Taman Yasmin, lalu katut Terrano...:-). Perjalanan tidak usah diceritakan. Yang jelas sampai lokasi terkejut, karena sudah ada 'warung' yang cukup baik.
Bukan warungnya yang menarik, tetapi di situ tersampir Kopi Bubuk cap Rantai.. berdampingan dengan kopi langganan KDP kalau ke kebun, Super Kopi cap Piala... Ya, pesan deh segelas. Huenak tenan, hujan-hujan nyeruput kopi sembur.... he he he he.. setelah nyruput, ampasnya harus disemburkan... Kalau di mat-matkan toh rasanya gak kalah dengan kopi instant atau starbuck sekalipun. Serupat-seruput... tandas sudah. Lalu ganti acara memesan kepada Mualaf petani binaan IS, Mr. Jajang, yang sebentar lagi mau jadi marbot... pemelihara mushalla. Wah, seandainya yang dibangun masjid, tentu nama Mr. Jajang perlu ditambah JAMES di depannya, menjadi James Jajang. James maksudnya yaaa Jaga Mesjid...

Nah seperti inilah tampilan Imam dan Mualaf itu. Atau malah kebalik, tampilan Mualaf Imam sambol ngadep segelas kopi sembur sediaan dari KOPI BUBUK cap RANTAI....








Thursday, August 7, 2008

CIAPUS semakin MENGGELIAT

Pengunjung dan rekan PAWITAN semuanya, sebulan lalu kondisi pertanaman buah naga Pawitan Ciapus cukup menggembirakan. Sekarang sebulan kemudian, lebih menggairahkan lagi. Sampai-sampai Mr. Jajang pengelola kebun rajin tiap hari menyiangi 'wiwilan' (tunas-tunas muda atau cabang-cabang yang tidak diinginkan untuk tumbuh) dan merapihkan geliatan cabang-cabang naga yang mulai menjulur panjang.

Ya, cabang-cabang perlu diatur agar sedapat mungkin saling tumpang tindih dan mengunci antara satu batang di satu sisi tiang dengan batang di sisi yang lain. Setelah rapih nantinya akan diikat erat dengan "tali janur" seperti yang biasa untuk mengikat koper jika kita melakukan penerbangan dengan pesawat Garuda.


Lihat, Mr. Jajang mencoba membimbing arah pertumbuhan tunas-tunas naga yang memanjang.



Beberapa tunas yang subur menjulur, mengalami patah (pecah sayap). Namun asal "batang utama" yang ada di tengah batang kaktusnya tidak putus, harapannya akan sembuh dan tumbuh kembali cabang-cabangnya.




Ini salah satu hasil kerja Mr. Jajang, mengarahkan pertumbuhan cabang agar melewati "palang" baru merunduk. Beberapa tiang, pertumbuhan tajuknya sangat bagus. Empat batang kaktus meliuk saling tumpang tindih dan mengunci satu sama lain di atas palang tiang....

Mudah-mudahan kondisi ini semakin baik setelah digeber dengan perlakuan pupuk daun. He he he he, untuk buah naga jadinya malah PUPUK BATANG, lha daunnya tidak ada je...

Sunday, July 27, 2008

DF Pawitan Ciapus hwèbat Rèk

Rekan-rekan Pengunjung Pawitan Bogor Blog,
Baik yg sudah invest maupuan yang belum ikutan program Pawitan Bogor, Alhamdulilah Kamis 24/7 saya berkesempatan ke lokasi penanaman DF di Ciapus ketika tengok kesana terakhir kali yaitu bulan April 2008, dan ketika Juli 2008 lihat... woooowww...!!! ternyata pertumbuhannya tidak kalah dengan DF di Pakem.



Pakdhé Sidak...

Yang terbayang cuma gemerincingnya ....kocek cring cring cring...
Kalo semua berjalan normal, insyallah pada Februari 2009 silahkan panen Buah Naga di Ciapus... Silahkaaaannn....
Bersama Site Manager Soliter, Mr. Jajang

Pakdhé Mul Panen di Pakem
Sepertinya program Ciapus II bisa saja dimulai lagee, dan lahannya masih ada 3 Ha lagi disebelahnya, kalo benar2 Prov IS dan KDP kwat mentalnya, silahkan difikirkan untuk menambah cring cring cring...

Nanti aku akan bilang ke "pemilik lahannya", dan dia kayaknya bangga bangeeett..
hayoow silahkan bertani.... bertanam tanam tanam tanam dan petiklah hasilnya....

Salam,



Pak Dhé Gun

Wednesday, July 16, 2008

Buah Naga Tajur 12 Juli 2008

Inilah penampilan kebun Buah Naga Pawitan Bogor yang di Kebun Percobaan PKBT-IPB, Tajur II. Buah Naga memperoleh lahan berteras menghadap ke Gunung Salak (kiri) dan Gedeh-Pangrango (kanan), sayang suasana berawan, jadi latar belakang Gunung tak kelihatan. Lahan tersebut selama ini ditanami pepaya yang menurut cerita pengelola kebun (Bp. Ibramsyah) dan supervisor kebun PKBT Tajur II (Endang Gunawan, SP, MSi) belum pernah berbuah dengan baik.

Dengan nekat, memang Buah Naga ditanam di lahan ini. Tetapi dengan pemberian sekam, pupuk kandangd an kapur yang memadai, ternyata performance kebun tidak begitu mengecewakan.
Beberapa bibit tumbuh jagur (vigor) seperti gambar ini. Rata-rata memang sudah bertunas, karena dipindahkan setelah disemai terlebih dahulu di pembibitan. Dengan dibibitkan terlebih dahulu, kegagalan tumbuh kurang dari 10%.

Secara rata-rata, penampilan tanaman adalah seperti gambar berikutnya. Tunas tumbuh melebar dan terlihat subur. Seandainya dipacu lagi dengan pupuk cair, ada harapan tahun depan ketika musim bunga tiba, tajuk tanaman sudah terbentuk dengan baik.

Rencananya, kebun Tajur II ini akan menjadi ajang berpraktikum dari mahasiswa mata kuliah "Tanaman Buah". Sedang dirumuskan acara praktikumnya untuk kebun Tajur II, karena di sini masih ada rencana penanaman untuk 200 tiang lagi, ada pembibitan, dan juga pemeliharaan tanaman muda. Tentunya berbagi lokasi dengan yang di Babakan Dramaga dalam berparaktikum. Yang jelas mudah-mudahan dengan adanya Pawitan Bogor ini, paling tidak ada matakuliah di IPB-BHMN yang dapat langsung berkecimpung di lahan produksi. Mahasiswa dapat praktik sekaligus observasi lebih kumplit dan leluasa tentang buah naga (sebagai model tanaman buah ternah tahunan sekaligus tipe tanaman khusus (CAM).
Lahan pertanaman yang diset sebagai kebun buah, akan juga dapat menjadi sarana imajinasi bagi mahasiswa seandainya mengelola lahan tersebut tidak hanya sebagai kebun buah naga, melainkan bisa tumpang sari dengan berbagai macam tanaman cash-crops, dalam suatu bentuk usahatani terpadu... [kdp]


Pengelola Pawitan Bogor

Monday, July 14, 2008

Buah Naga Babakan-Dramaga 14 Juli 2008

PENGUNJUNG "pawitan bogor" sekalian, seperti yang telah kami janjikan dalam posting terakhir tentang Buah Naga Ciapus, maka posting ini kami kemukakan perkembangan Buah Naga yang ditanam di Kebun Percobaan IPB, Babakan Sawah Baru Dramaga (KP Babakan-Dramaga). Pertanaman di KP Babakan-Dramaga ini dilakukan lebih dahulu dibanding yang di Ciapus. Namun penyelesaiannya lebih akhir dibanding Ciapus, karena hanya memanfaatkan bibit-bibit sisa dari Ciapus. Penanaman pertama dilakukan pada Desember 2007, sehingga secara rata-rata pertanaman di Babakan sudah berumur 7 bulan.

Berhubung pertanaman dilakukan di kebun percobaan milik IPB, maka sekalian dilakukan pertanaman tumpang sari. Tanaman sela yang pertama di tanam adalah kedelai, dengan maksud menyelamatkan "benih" penelitian Dr. Munif Ghulamahdi yang "menemukan" budidaya kedelai jenuh air untuk disertasi doktoralnya (tahun 2000). Tanaman kedelai sudah dipanen sebulan yang lalu (akhir Mei 2008), sekarang benihnya sudah disimpan untuk pertanaman berikutnya di lahan jenuh air.
Tanaman selaberikutnya adalah kacang tanah, yang sudah dipanen awal minggu ke-2 Juli 2008. hasilnya berupa polong-2 kacang tanah dengan rata-rata berisi 2 biji/polong dan sekitar sepertiganya berisi 3 biji/polong. Sekarang polong-polong sudah diseleksi dan dikeringkan untuk disimpan dan akan digunakan (diseleksi lagi kemantapannya) pada pertanaman berikutnya.

Yang jelas, berhubung pertanaman buah naga di Babakan-Dramaga adalah pertanaman pertama dari rencana penanaman buah naga Pawitan-Bogor, maka rata-rata sudah mencapai (melebihi) tinggi tiang yang 1 meter dari permukaan tanah.

Berikut adalah gambar pertanaman di Babakan-Dramaga yang dianggap cukup baik. Namun demikian, berhubung pertanamannya di kebun percobaan yang tadinya dijadikan tempat pembibitan untuk pertanaman di Ciapus, maka bibit-bibit yang gagal tumbuh atau dipotong bagian yang berpenyakitan digunakan juga sebagai bibit sulaman. Tanaman sulaman memang kurang cepat tumbuhnya, karena penyulaman terakhir dilakukan pada bulan Mei 2008.

Gambar berikut adalah tanaman sulaman tersebut. Namun, meskipun terlambat pertumuhannya, nampak bahwa tunas yang muncul ukurannya cukup baik. Dengan demikian, perlu dilakukan pemacuan pertumbuhan dengan pupuk daun.
Selain diberi tanaman sela kedelai dan kacang tanah, pertanaman buah naga Babakan-Dramaga juga diberi tanaman sela puluhan batang Rosella (Hibiscus sabdariffa) yang konon juga memiliki khasiat sebagai antioksidan dan anti-hipertensi, seperti yang diungkapkan pada salah satu abstract artikel di majalah medis: Phytomedicine. 2004 Jul;11(5):375-82, berikut:
Effectiveness and tolerability of a standardized extract from Hibiscus sabdariffa in patients with mild to moderate hypertension: a controlled and randomized clinical trial.
Herrera-Arellano A, Flores-Romero S, Chávez-Soto MA, Tortoriello J. Centro de Investigación Biomédica del Sur, Instituto Mexicano del Seguro Social, Argentina 1 Xochitepec, 62790 Morelos, Mexico. armandoha_mx@yahoo.com.mx

In order to compare the antihypertensive effectiveness and tolerability of a standardized extract from Hibiscus sabdariffa with captopril, a controlled and randomized clinical trial was done. Patients from 30 to 80 years old with diagnosed hypertension and without antihypertensive treatment for at least 1 month before were included. The experimental procedure consisted of the administration of an infusion prepared with 10 g of dry calyx from H. sabdariffa on 0.51 water (9.6 mg anthocyanins content), daily before breakfast, or captopril 25 mg twice a day, for 4 weeks. The outcome variables were tolerability, therapeutic effectiveness (diastolic reduction > or = 10 mm Hg) and, in the experimental group, urinary electrolytes modification. Ninety subjects were included, 15 withdrew from the study due to non-medical reasons; so, the analysis included 39 and 36 patients from the experimental and control group, respectively. The results showed that H. sabdariffa was able to decrease the systolic blood pressure (BP) from 139.05 to 123.73mm Hg (ANOVA p <>. At the end of the study, there were no significant differences between the BP detected in both treatment groups (ANOVA p > 0.25). The rates of therapeutic effectiveness were 0.7895 and 0.8438 with H. sabdariffa and captopril, respectively (chi2, p > 0.560), whilst the tolerability was 100% for both treatments. A natriuretic effect was observed with the experimental treatment. The obtained data confirm that the H. sabdariffa extract, standardized on 9.6mg of total anthocyanins, and captopril 50 mg/day, did not show significant differences relative to hypotensive effect, antihypertensive effectiveness, and tolerability.

Tertarik dengan khasiatnya yang sebagai anti-hipertensi, maka saya mencoba memadukannya dengan produk andalan warung biyang propolis, yaitu saya teteskan ke dalam air rebusan rosella dengan 5 tetes POPOLIS. Ternyata segar, asam dan manis (karena ditambah gula).

Ah, itung-itung memperoleh resep baru untuk menikmati air Rosella dengan khasiat antioksidan, antibiotik dan suplemen bergizi tinggi berlipat-lipat. Bayangkan, kandungan bioflavonoid dalam air Rosella itu telah bertambah setara dengan bioflavonoid yang terkandung dalam 2500 butir jeruk!

Nah yang ingin merasakan Rosella + 500 butir jeruk, silakan memperolehnya di KP Babakan-Dramaga IPB Dramaga. Dan Propolisnya dapat diperoleh di tetangga KP tersebut, yaitu di warung biyang propolis...:-)



nuhun,

Pengelola Pawitan Bogor

Sunday, July 13, 2008

Buah Naga Ciapus, 6 Juli 2008

Pengunjung "pawitan-bogor" sekalian,

Berikut adalah tampilan pertanaman buah naga di Bojongsari Ciapus, Ciomas - Bogor, seluas total 3,500 meter, yang menampung sekitar 250 tiang (1000 pohon). Bibit ditanam secara bertahap, mulai Januari 2008 dan selesai semuanya tertanam akhir Maret 2008. Foto-foto saya ambil 6 Juli 2008, jadi secara rata-rata tanaman baru berumur 6 bulan di lahan.
Pada awal pertanaman memang meragukan pertumbuhannya. Tetapi setelah dikunjungi oleh Pakdhé Gun pada pertengahan Maret 2008, dilakukan pembongkaran dan perbaikan 'bobokor' tanaman, dengan penambahan kapur, sekam dan pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan adalah kotoran kambing/domba dari penduduk sekitar kebun. Hasilnya sungguh luar biasa.
Gambar ini adalah contoh penampilan tanaman yang vigor (jagur). Dengan tinggi tiang 1 m dari permukaan tanah, tunas pertama sudah melampaui batas (palang) dan mulai melengkung. Dengan demikian ada harapan tanaman ini "mau berbunga dan berbuah" di kebun Bojongsari Ciapus - Ciomas Bogor. Hal ini tentunya memberi harapan besar bagi kami pengelola Pawitan - Bogor. Tinggal mengembangkannya di lokasi lain di waktu yang akan datang.
Perlu disampaikan, bahwa tahap awal Pawitan Bogor ini benar-benar nekat mencoba tanam buah naga dengan kondisi agroklimat Bogor yang hampir selalu basah. Oleh karena itu, penanaman dilakukan di lahan yang mudah dikelola, termasuk juga dilakukan pemagaran oleh "pemilik" lahan, karena sebelum dipagar, cukup banyak gangguan. Terutama dari ayam-kampung yang setiap hari mengorak-arik bobokor tanaman. Penanaman pertama (Desember 2007 - Januari 2008) seluas sekitar 1000 meter, dilakukan di Kebun Percobaan IPB di Babakan Sawah baru, ini juga merupakan percobaan yang nantinya diupayakan sebagai tempat penelitian Buah Naga dan kawan-kawan. Maksudnya di pertanaman Babakan Sawah baru ini dilakukan percobaan-2 penanaman tanaman lain untuk dijadikan penyela tiang-tiang buah naga. Yang sudah ditanam dan berhasil ditanam selama masa tunggu (Januari - Juli 2008) adalah kacang tanah dan Rosella. Dalam waktu dekat, untuk menyambut kenaikan harga menjelang lebaran, akan ditanam cabai campur.... Cabe keriting, cabai besar dan cabai rawit.
Gambar yang ini adalah kondisi pertanaman rata-rata di kebun Bojongsari Ciapus, Ciomas. Tunas-2 utama sudah tumbuh, tetapi rata-rata belum mencapai palang. Kondisi ini ira-kira 60% dari populasi tanaman.
Gambar terakhir adalah kondisi tanaman yan dianggap buruk. Tunas-tunas tidak segera muncul dan tidak menunjukkan pertumbuhan yang cepat. Atau bisa juga tunas-tunas bermunculan banyak dari setiap bibit, tetapi tidak segera memanjang. Tanaman-tanaman ini akan "dipermak" dulu, dengan memilih tunas yang terbaik setiap tanaman atau dipacu dengan pupuk daun.
Demikianlah kondisi kebun Buah Naga Bojongsari - Ciapus, Ciomas Bogor. Berikutnya akan dilaporkan kondisi pertanaman di KP Babakan setelah kacang-tanahnya dipanen...
Nuhun,
Pengelola Kebun



Friday, April 4, 2008

Kunjungan Para Investor

Pak Purwadi, inilah investor Naga Pala Pawitan Bogor, yang pertama, pada Minggu 24 Feb 2008, ca 1600, yang berkunjung ke lahan perdana (3000 meter persegi). Dengan atur sana-atur sini, lahan 3000 m ternyata hanya cukup untuk ditanami 260 batang tiang (masing-masing 4 batang setek).





















Setelah Pak Purwadi, maka datang pula ke lokasi Naga Pala Pawitan Ciapus, Sabtu 22 Maret 2008, sepasang investor awet muda, Kang Ade dan Teh Kiki. Haha, mobil Ford Escape harus dipandu dengan Revo-nya IS. Sepanjang jalan, sebagai voor-rijders amatiran, IS harus terus menjaga jarak dari pasangan VIP ini. Jalan tikus kelak-kelok, akhirnya berhasil pula ditempuh oleh Kang Ade dan Teh Kiki. Dan Prov. IS yang menyandang tas seperti Jemaah Haji kalung Paspor... terbahak-bahak disamping Aki penjaga kebun lama...



















Investor ketiga yang bertandang ke lahan Naga Pala Pawitan Ciapus adalah Pak Mustakim Komar, pada hari Minggu 30 Maret 2008. Beliau datang jauuuuh dari Karachi Pakistan. Makasih Pak Kim.... mudah-mudahan si Buah Naga segera dapat berkelok berliuk di atas "palang" tiang Naga.... [ } Monggo lho, bagi para Investor yang ingin juga berkunjung di Naga Pala Pawitan Ciapus. Silakan kontak-2 ke Prov. IS atau KDP....[ ]

IS di imam@pawitan.net;
KDP di kdp@pawitan.net.

Koreksi Tanam oleh Pak Dhe Gun

Dulu akir Februari dalam rangka mengejar setoran agar buah naga kelar tertanam sebelum Maret, maka Direktor Penggaarap Pawitan menggeber penanaman. Yang digeber ya bikin tiangnya ya nanam tiyangnya dan nanam tanamannya. Eeee, gak tahunya keliru total dengan wujud pertanaman yang demikian....
















Dengan wujud begitu, sampai-sampai suhu Buah Naga dari Pakem datang menyaksikan bersama sang Permaisuri... Dan bat-bet, Pakdhe Gun kasih contoh kepada Pak Adang dan Pak Jajang... "Begini lho nanam Buah Naga itu... harus pakai hati. Harus punya rasa bahwa tanaman ini nanti akan menghidupi penanamnya... pakai hati, hati yang bersih.... sehingga menanam itu sama dengan beribadah.... " hahaha, jelas ini ngawur-ngawur dikit....

Setelah Pakdhe Gun kasih contoh, maka foto berikutlah hasilnya 4 hari kemudian... Semua gundhukan naga pala jadi bersih.....

Dan makin hari makin senanglah Pak Jajang menikmati lahan Buah Naga yang bersih. Apalagi sekarang sudah jarang hujan. Latar belakang Gunung Salak nan indah permai, bisa membangkitkan rasa 'syukur' kepada Sang Empunya Jagad...[ ]

Friday, March 14, 2008

Sunday, March 2, 2008

Ralat Paket Investasi Pawitan Bogor 40/60 jadi 60/40

Para Investor dan Calon Investor Pawitan "Nagapala" Bogor yth., Mohon maaf terjadi kesalahan pandangan mata dari KDP. Terlanjur tertulis di beberapa posting Blog ini proporsi pembagian keuntungan Investor : Operator 40% : 60%... ternyata salah lihat dan kebalik. Yang benar seperti yang disampaikan oleh Sdr. Felix pada awal-awal penjaringan invstor, yaitu: 60% Investor dan 40% Operator... seperti gambar berikut..


Thursday, February 28, 2008

PARIWARA #8: Calon Lahan Pawitan Naga Pala Tajur

Siang tadi, Kamis 28 Februari 2008, KDP memenuhi janji melihat calon lahan yang kata site-manager Tajur II (PKBT), Pak Endang Gunawan seluas 3000 meter persegi itu. Ternyata. perkiraan luas totalnya bisa mencapai 6000 meter persegi rupanya...
Begitu sampai, langsung diajak ke calon lahan yang kelihatan masih njembrung. Eeee... ya kebawa-bawa oleh memori di Pakem (Sabila Farm) dan panorama Pawitan Naga Pala Ciapus, mata ini selalu tertuju ke "GUNUNG"... dan jepret-jepret, tertangkaplah foto ini. Indah bukan, nantinya ketika tanah njembrung itu telah ditanami Naga Pala? Apalagi jika Desember 2009 benar-benar uahnya dapat dipanen... wuuuiiiiiiih. Siapa yang tidak ngiler, kemecer... ikutan berinvestasi, kalau memandang keindahan seperti itu?
Maka, mari kembangkan PAsar - WIsata - TAni, dengan salah satu titik-tolak melangkah dari Kebun Percobaan PKBT IPB di Tajur II. Mari kita tunjukkan bahwa IPB bukanlah Institut Pertanian Bukan !!!. Biar saja sementara orang sibuk urusan bakteri Enterobacter sakazakii dalam Susu Formula untuk bayi... Pawitan Bogor tetap bergerak, berusaha dan mencoba memutar roda reputasi IPB untuk bangsa... (hayaaaaah....)
Inilah rona calon lahan njembrung itu. Kata Pak Endang di lahan ini memang selalu ditanami pepaya koleksi PKBT IPB yang mulai terkenal itu. Tetapi ya begitulah. Tanaman pepaya selalu becicingen bin enggik-enggiken seperti itu. Lha, padahal di Pakem sana menurut penuturan yang EMPUNYA, lahannya malah tandus sekali. Langsung cadas, katanya.... Masak Tajur tidak lebih subur dibanding Pakem, buah naganya? Sebuah tantangan bagi DirGar Pawitan Bogor, yang mengaku seorang Pomologis merangkap Hortikulturis sekaligus alumnus Agronomi 18 hahaha...


Sudahlah, dari sudut manapun, jika kamera dihadapkan ke Selatan... panorama Tajur II tetaplah INDAH bukan kepalang. Jadi heran pula mengapa dulu-dulu tidak tertangkap ya oleh IPB, akan potensi sangat luar biasa ini? Kan, tinggal mengganti rerumputan itu dengan tancapan-tancapan tiang Naga Pala, lalu menanaminya dengan Naga Pala dan jika memungkinkan nenas Delica Subang....

Apalagi jika lahan yang seperti di bawah ini bisa diijinkan pula oleh PKBT untuk dijadikan show window naga pala. Lahan bagus yang tinggal tancap tiang ini lebar kobakannya 1.5 m. jarak antar kobakan sekitar 0.5 m. Suatu rancangan petak yang bagus sekali. Toh diantara buah naga masih memungkinkan diusahakan berbagai tanaman tahan naungan, seperti sambung-nyawa, antanan (pegagan), surawung... sampai kangkung darat dan bayam cabut... wis-wis-wiiis... kumat hortikulturisnya.... Jadi ingat pekarangan di kampung halaman, yang sekarang habis jadi bangunan rumah keponakan.... hehehehe.... Pekarangan yang dulu menjadi media pembelajaran dari kakek kepada cucu-cucunya, soal tanam menanam.


Dan berikut adalah personalia yang akan membantu sekaligus menjadi motor utama operasinalisasi Pawitan Tajur. Mereka adalah Pak Ibram (berambut perak) dan Pak Endang (pakai topi). Yang tengah adalah teman Pak Endang yang menjemputnya untuk diajak ke Cugenang Cipanas dalam urusan benih Melon....
Akhirnya, tanpa bosan-bosannya kami menutup posting ini dengan ajakan sebagai berikut:

Pawitan Bogor,
Mengundang Investor pengusahaan Buah Naga (Nagapala) di wilayah Bogor (Operator 40% dan Investor 60%). Nilai investasi Rp 280,000,000 per hektar (1,000 tiang atau 4,000 tanaman).
Mari bergabung dengan Jenis Investasi sebagai berikut:
  1. Bronze Rp 5,000,000
  2. Silver Rp 10,000,000
  3. Gold Rp 15,000,000
  4. Platinum Rp 25,000,000
Investasi dapat ditransfer ke:
Bank: BCA KCU Juanda Bogor
Nomor Rekening: 0950950099
Pemegang Rekening: Imam Soeseno
SMS: 0811-110306 atau 0819-31101719
(Nilai Transfer harap ditambah 4 dijit akhir HP untuk mempermudah konfirmasi)