Monday, July 14, 2008

Buah Naga Babakan-Dramaga 14 Juli 2008

PENGUNJUNG "pawitan bogor" sekalian, seperti yang telah kami janjikan dalam posting terakhir tentang Buah Naga Ciapus, maka posting ini kami kemukakan perkembangan Buah Naga yang ditanam di Kebun Percobaan IPB, Babakan Sawah Baru Dramaga (KP Babakan-Dramaga). Pertanaman di KP Babakan-Dramaga ini dilakukan lebih dahulu dibanding yang di Ciapus. Namun penyelesaiannya lebih akhir dibanding Ciapus, karena hanya memanfaatkan bibit-bibit sisa dari Ciapus. Penanaman pertama dilakukan pada Desember 2007, sehingga secara rata-rata pertanaman di Babakan sudah berumur 7 bulan.

Berhubung pertanaman dilakukan di kebun percobaan milik IPB, maka sekalian dilakukan pertanaman tumpang sari. Tanaman sela yang pertama di tanam adalah kedelai, dengan maksud menyelamatkan "benih" penelitian Dr. Munif Ghulamahdi yang "menemukan" budidaya kedelai jenuh air untuk disertasi doktoralnya (tahun 2000). Tanaman kedelai sudah dipanen sebulan yang lalu (akhir Mei 2008), sekarang benihnya sudah disimpan untuk pertanaman berikutnya di lahan jenuh air.
Tanaman selaberikutnya adalah kacang tanah, yang sudah dipanen awal minggu ke-2 Juli 2008. hasilnya berupa polong-2 kacang tanah dengan rata-rata berisi 2 biji/polong dan sekitar sepertiganya berisi 3 biji/polong. Sekarang polong-polong sudah diseleksi dan dikeringkan untuk disimpan dan akan digunakan (diseleksi lagi kemantapannya) pada pertanaman berikutnya.

Yang jelas, berhubung pertanaman buah naga di Babakan-Dramaga adalah pertanaman pertama dari rencana penanaman buah naga Pawitan-Bogor, maka rata-rata sudah mencapai (melebihi) tinggi tiang yang 1 meter dari permukaan tanah.

Berikut adalah gambar pertanaman di Babakan-Dramaga yang dianggap cukup baik. Namun demikian, berhubung pertanamannya di kebun percobaan yang tadinya dijadikan tempat pembibitan untuk pertanaman di Ciapus, maka bibit-bibit yang gagal tumbuh atau dipotong bagian yang berpenyakitan digunakan juga sebagai bibit sulaman. Tanaman sulaman memang kurang cepat tumbuhnya, karena penyulaman terakhir dilakukan pada bulan Mei 2008.

Gambar berikut adalah tanaman sulaman tersebut. Namun, meskipun terlambat pertumuhannya, nampak bahwa tunas yang muncul ukurannya cukup baik. Dengan demikian, perlu dilakukan pemacuan pertumbuhan dengan pupuk daun.
Selain diberi tanaman sela kedelai dan kacang tanah, pertanaman buah naga Babakan-Dramaga juga diberi tanaman sela puluhan batang Rosella (Hibiscus sabdariffa) yang konon juga memiliki khasiat sebagai antioksidan dan anti-hipertensi, seperti yang diungkapkan pada salah satu abstract artikel di majalah medis: Phytomedicine. 2004 Jul;11(5):375-82, berikut:
Effectiveness and tolerability of a standardized extract from Hibiscus sabdariffa in patients with mild to moderate hypertension: a controlled and randomized clinical trial.
Herrera-Arellano A, Flores-Romero S, Chávez-Soto MA, Tortoriello J. Centro de Investigación Biomédica del Sur, Instituto Mexicano del Seguro Social, Argentina 1 Xochitepec, 62790 Morelos, Mexico. armandoha_mx@yahoo.com.mx

In order to compare the antihypertensive effectiveness and tolerability of a standardized extract from Hibiscus sabdariffa with captopril, a controlled and randomized clinical trial was done. Patients from 30 to 80 years old with diagnosed hypertension and without antihypertensive treatment for at least 1 month before were included. The experimental procedure consisted of the administration of an infusion prepared with 10 g of dry calyx from H. sabdariffa on 0.51 water (9.6 mg anthocyanins content), daily before breakfast, or captopril 25 mg twice a day, for 4 weeks. The outcome variables were tolerability, therapeutic effectiveness (diastolic reduction > or = 10 mm Hg) and, in the experimental group, urinary electrolytes modification. Ninety subjects were included, 15 withdrew from the study due to non-medical reasons; so, the analysis included 39 and 36 patients from the experimental and control group, respectively. The results showed that H. sabdariffa was able to decrease the systolic blood pressure (BP) from 139.05 to 123.73mm Hg (ANOVA p <>. At the end of the study, there were no significant differences between the BP detected in both treatment groups (ANOVA p > 0.25). The rates of therapeutic effectiveness were 0.7895 and 0.8438 with H. sabdariffa and captopril, respectively (chi2, p > 0.560), whilst the tolerability was 100% for both treatments. A natriuretic effect was observed with the experimental treatment. The obtained data confirm that the H. sabdariffa extract, standardized on 9.6mg of total anthocyanins, and captopril 50 mg/day, did not show significant differences relative to hypotensive effect, antihypertensive effectiveness, and tolerability.

Tertarik dengan khasiatnya yang sebagai anti-hipertensi, maka saya mencoba memadukannya dengan produk andalan warung biyang propolis, yaitu saya teteskan ke dalam air rebusan rosella dengan 5 tetes POPOLIS. Ternyata segar, asam dan manis (karena ditambah gula).

Ah, itung-itung memperoleh resep baru untuk menikmati air Rosella dengan khasiat antioksidan, antibiotik dan suplemen bergizi tinggi berlipat-lipat. Bayangkan, kandungan bioflavonoid dalam air Rosella itu telah bertambah setara dengan bioflavonoid yang terkandung dalam 2500 butir jeruk!

Nah yang ingin merasakan Rosella + 500 butir jeruk, silakan memperolehnya di KP Babakan-Dramaga IPB Dramaga. Dan Propolisnya dapat diperoleh di tetangga KP tersebut, yaitu di warung biyang propolis...:-)



nuhun,

Pengelola Pawitan Bogor

No comments: