Wednesday, November 26, 2008

Penawaran Bibit dan Tabulampot Naga - HARGA TURUN

Pengunjung Blog sekalian, saya sebagai Manajer Penggarap Pawitan Bogor sejak September 2008 menyelenggarakan praktikum Tanaman Buah, berhubung menjadi koordinator mata kuliah Tanaman Buah di Departemen Agronomi dan Hortikultura - Fakultas Pertanian - IPB.

Satu hal yang selalu menjadi angan-angan saya adalah menyelenggarakan praktikum itu kalau bisa minimal mengembalikan "SPP" yang dibayarkan oleh para mahasiswa. Dahulu sempat akan terjadi, ketika saya selain menjadi koordinator Praktikum matakuliah Buah-buahan Utama (nama mata kuliah Tanaman Buah tahun 1990an) juga memegang jabatan kepala Kebun Percobaan Sukamantri. Namun hanya sempat meluluskan 3 sarjana pepaya (papain) dan 2 sarjana Nenas dengan penelitian GRATIS . Setelah itu terjadi perubahan dan kebetulan saya tinggal studi ke LN.

Ketika pulang angan-angan itu tetap ada. Dan akhirnya angan-angan tersebut saya yakin akan menjadi kenyataan dengan terjunnya saya di milis IPB linkers yang kemudian berkembang-kembang menjadi pelaksana lapangan Pawitan Bogor dan lalu secara resmi menjadi penanggung jawab matakuliah Tanaman Buah. Sedikit demi sedikit upaya berpromosi Pawitan mulai menuai hasil.

Hari ini, Rabu 26 Nopember 2008, pemesan perdana bibit buah naga sudah mengambil bibitnya dan membayar tunai harganya. Sebagai apresiasi, beliau diberi BONUS oleh Site Manager Pawitan Bogor - Babakan, beberapa puluh bibit siap ceblok....:-). Memang baru 1,100 batang bibit dipesan dan dibayar oleh Pak Hendra Setiawan (Cibadak - Sukabumi), namun sudah cukup memberi modal bagi Pawitan Babakan untuk mengembangkan Tanaman Buah Naga dalam Pot (Tabunalampot). Modal dari pembelian 1,000 bibit (Rp 10,000,000) kiranya sangat bermakna bagi kegiatan kebun percobaan Babakan.

Kucuran modal dari penjualan bibit itu setidaknya dapat membantu para mahasiswa praktikum untuk melengkapi tabunalampot-nya dengan besi rambatan.
Beberapa mahasiswa sering bertanya: "Pak tabulampot kita nanti dipiara saja atau boleh dijual, Pak?" Jawaban khas saya: "Tabulampot itu 50% biayanya Anda bayar dari biaya SKS matakuliah, Rp 65,000 per mahasiswa. Anda bergabung satu regu 8 orang, jadi kalau diwujudkan cukup untuk membuat 2.5 Tabulampot, maka Anda saya tugasi membuat 5 Tabulampot per regu. Jika nanti laku Anda jual atau laku karena ada pembeli yang datang ke kebun sini, hak Anda adalah 50% harga. Jika lakunya nanti setelah Anda lulus, boleh diminta. Pokoknya tabulampot itu 50% milik Anda. Lumayan kan, kalau lakunya setelah berumur 6 bulan, kan nilainya jadi dua sampai empat kali modal?"



Nah, Saudara, jika ingin membantu mahasiswa kami untuk belajar praktikum sambil bisnis, silakan pesan bibit atau Tabunalampot kami. Harga bibit stek seperti di atas Rp 10,000 sebatang. Jika sudah dipotkan (polibag) dan sudah mulai bertunas seperti gambar di bawah, harganya naik menjadi Rp 12,500 - Rp 15,000 per batang.



Jika wujudnya sudah agak panjang seperti di bawah ini, harganya menjadi Rp 25,000 per batang. Bibit ukuran ini sangat cocok untuk dibuat Tabunalampot dengan pertumbuhan
yang sangat bagus. Sebulan sudah harus dipasangi rambatan besinya.

Gambar-gambar diatas adalah Tabulanampot berumur 1.5 bulan - 2 bulan. Jika dipasangi besi rambatan kami tawarkan dengan harga Rp 400,000. Jika umurnya makin panjang, maka tawaran harga kami menjadi:
  1. Tabunalampot baru jadi sampai umur 1 bulan Rp 250,000
  2. Tabunalampot umur 1 - 2 bulan Rp 300,000
  3. Tabunalampot umur 3 bulan Rp 350,000
  4. Tabunalampot umur 4 - 5 bulan Rp 400,000
  5. Tabunalampot umur > 6 bulan Rp 500,000
  6. Tabunalampot umur > 6 dan siap berbunga Rp 600,000 - Rp 700,000 [jika pada musimnya]

Semua harga adalah harga di kebun (Babakan Dramaga - Bogor). Untuk pemesan jarak jauh dikenakan biaya angkut.

Nah, mari-mari bagi yang berminat, silakan hubungi kami via e-mail ke: wd_widodo@yahoo.com atau kdp@pawitan.net. Silakan bantu kami membentuk mahasiswa pertanian dengan imajinasi bisnis lumayan...:-).

Friday, November 7, 2008

Ciapus Mantap, Babakan Membibit tapi Tajur Tidak Berhasil...

Pengunjung Pawitan Blog, sudah cukup lama tidak ada posting di blog ini. Dan sekarang baru bisa posting. Kondisi pertanaman di Ciapus semakin mantap. Apalagi setelah Site Manager bekerjasama dengan Pak Adang-Babakan, mengusulkan tali Ijuk untuk menahan pohon naga dari angin kencang yang akhir-akhir ini sering bertiup bersama hujan.

Naga-naga yang semula patah kena angin, setelah ditali Ijuk dengan erat, akhirnya tumbuh kembali memunculkan tunas-tunas baru. Cabang naga juga mulai menebal, harapan dapat berbunga tahun depan...:-).


Ciapus semakin mantap, sementara Naga Babakan mulai menggeliat lagi setelah memperoleh tenaga segar dari 98 mahasiswa praktikum Tanaman Buah. Namun berhubung agak lama kurang terawat, pekerjaan praktikum lebih terfokus pada pembersihan 'gulma' pada bobokor tiang Naga. Sisa waktu dimanfaatkan untuk menyiapkan bibit sehingga 'siap jual'. Bibit yang terlanjur panjang dan 'bongsor' dijadikan bakalan TABULAMPOT. Sayang, salah memilih POT...


Sekarang tersedia 64 Tabulampot siap pasang 'besi'. Diperkirakan harga jual pot jadi (sudah ada besi) Rp 300,000. Maklum karena yang bekerja mahasiswa, jadi biaya pembuatan Tabulampotnya jadi agak tinggi. Apalagi setelah kenaikan bahan pembuatannya (besi) yang semula hanya Rp 105.000 per batang menjadi Rp 155,000 per batang.


Bibit-bibit yang masih bagus untuk diperjual-belikan disiapkan dalam polibag untuk pembelian eceran, dengan harga Rp 15,000 per batang (ambil di kebun). Pembelian sampai 50 batang menjadi Rp 12,500 per batang dan pembelian di atas 100 batang menjadi Rp 10,000 per batang tetapi tanpa media bibit. Alhamdulillaah, sudah ada yang pesan 1000 batang.

Nah bagi yang berminat tanam naga, silakan lho mborong bibit di Pawitan Bogor cabang Babakan. Untuk wilayah Jabodetabek, tenaga teknisi kebun, kami siapkan asal jelas 'upahnya' he he he he.


Sayang seribu sayang, bagusnya pertanaman Ciapus dan menggeliatnya pembibitan di Babakan ternyata tidak diikuti oleh pertanaman di Tajur. Foto itu adalah foto bulan Juli 2008. Sekarang kondisi pertanamannya tetap kurang menggembirakan. Maklum sistem ketenagakerjaannya yang sangat berbeda dibandingkan Babakan, apalagi dengan Ciapus.


Ringkasnya meskipun memiliki situs yang bagus, pertanaman di Tajur dengan terpaksa dicukupkan sejumlah yang telah tertanam (sekitar 200 tiang). Pemeliharaan tanaman tetap dilanjutkan dengan harapan bisa bertahan hidup dan tumbuh. Kesulitan terbesar adalah minimnya tenaga kebun yang harus berjuang melawan 'gulma'.

Direncanakan sisa tiang (sekitar 200 batang) akan dialihkan penanamannya di desa Cibodas - Ciampea, yaitu di lahan Koperasi Linkers (KOPLINK) yang akan bekerjasama dengan HPDKI cabang Bogor (HIPEDOKI). Syukur-syukur bisa beriring dengan perkembangan peternakan sapi dan domba seperti yang telah direncanakan. Dengan demikian segera dapat diwujudkan pertanaman buah naga Organik ala KOPLINK-HIPEDOKI.

Salam